Joki Cilik Tewas Setelah Terpental Dari Punggung Kuda Saat Latihan Persiapan Lomba

Joki Cilik Tewas Setelah Terpental Dari Punggung Kuda Saat Latihan Persiapan Lomba

Senin, 14 Agustus 2023, Agustus 14, 2023


 Beritaindo.Online

– Joki cilik berinisial AB (12) tewas terpental saat latihan untuk persiapan lomba di arena pacuan Desa Panda, Kota Bima.

Joki cilik AB yang masih duduk di bangku 5 SD tewas setelah terpental dan jatuh dari punggung kuda saat latihan persiapan lomba.

AB yang merupakan joki cilik ini diduga mengalami pendarahan otak.

Adapun AB meninggal dunia pada Minggu (13/8/2023).

"Dia (AB) jatuh di arena Panda saat latihan untuk persiapan lomba di Kota Bima," kata Junaidin, paman korban.

Junaidin menjelaskan, insiden itu berawal saat korban dan joki cilik lainnya keluar dari garis start arena pacuan kuda Desa Panda.

Setelah lebih kurang 10 meter melaju kencang, kuda yang ditunggangi AB dan rekannya saling pepet hingga membuat korban jatuh terpental.

Akibat terbentur keras ke tanah, korban tak sadarkan diri dan dilarikan ke rumah sakit menggunakan mobil pemilik kuda yang ditumpangi AB.

"Dia jatuh sekitar 10 meter dari garis start. Setelah itu langsung dibawa sendiri oleh yang punya kuda ke rumah sakit," ujarnya.

Menurutnya, korban tak sampai satu jam dirawat tim medis rumah sakit sebelumnya akhirnya dinyatakan meninggal dunia.

"Ditubuh korban hanya ada luka lecet di lutut saja, kemungkinan karena benturan itu," kata Junaidin.

Disisi lain, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), menduga kematian AB akibat mengalami pendarahan otak setelah terjatuh.

Sebab saat dilakukan pemeriksaan medis ditemukan luka lebam dan bengkak pada bagian kepala.

"Dicurigai adanya perdarahan otak dengan adanya lebam, bengkak pada bagian kepala pasien," kata Humas RSUD Bima, Muhammad Akbar.

Akbar mengatakan, korban dalam keadaan tidak sadarkan diri saat dibawa oleh keluarganya ke rumah sakit.

Tim medis saat itu langsung memberi pertolongan pertama dengan resusitasi jantung paru atau RJP, namun tak berselang lama pasien dinyatakan meninggal dunia.

"Pasien hanya beberapa jam saja tadi di rumah sakit," ujarnya.

Tanggung jawab

Kejadian yang menimpa putra kedua pasangan Adi Hendra dan Fatimah ini juga mengundang keprihatinan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima.

Pemkab Bima bahkan menuntut agar pemilik kuda yang ditunggangi AB bertanggung jawab atas insiden tersebut.

"Pemilik kuda harus tanggung jawab. Karena ini pada saat latihan, kalau sudah event itu baru menjadi tanggung jawab panitia dan Pordasi," kata Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Prokopim) Setda Bima, Suryadin.

Kepala Museum Kebudayaan Samparaja Bima, Dewi Ratna Muchlisa Mandyara berkomentar soal polemik tradisi pacuan kuda yang tengah menjadi sorotan di Bima.

Dia menegaskan, pacuan kuda dengan joki cilik merupakan tradisi baru yang diubah sendiri oleh para penggemar kuda di Bima.

Dewi menentang keras pacuan kuda dengan joki cilik yang mengatasnamakan tradisi.

Menurutnya, pacuan kuda adalah tradisi leluhur yang memang harus dipertahankan, tetapi penggunaan joki di bawah usia 10 tahun adalah pelanggaran, dan termasuk praktik eksploitasi anak.

"Pacuan kuda silahkan dilaksanakan tapi jangan gunakan joki cilik, itu tidak pernah dilakukan nenek moyang kita,”

“Penggunaan joki cilik itu jelas melanggar dan bertentangan dengan tradisi leluhur kita di Bima," jelasnya.

Sumber:Tribun.Com

TerPopuler