Jelajahi

Kategori
Best Viral Premium Blogger TemplatesPremium By Raushan Design With Shroff Templates

Iklan


Rakyat Menderita, Bupati Joget Pacu Jalur: Karimun di Bawah Bayang Matahari Kembar

Mr w
Kamis, 21 Agustus 2025
Last Updated 2025-08-21T05:04:19Z
Premium By Raushan Design With Shroff Templates
BUTUH BANTUAN HUKUM ?




Oleh : Wak kedaung


Karimun, Fakta62.info Karimun Sedang terluka - Luka itu bukan sekadar soal ekonomi yang kian terpuruk, bukan hanya soal harga beras yang melambung atau lapangan kerja yang kian menghilang. Luka itu lebih dalam, karena rakyat merasa dikhianati oleh pemimpin yang dulu mereka pilih dengan penuh harap.


Sejak 20 Februari 2025, duet Iskandar–Rocky Marciano Bawolle resmi memimpin Karimun. Namun, harapan rakyat justru berbalik menjadi kekecewaan. Yang mereka dapat bukan penghidupan yang lebih baik, melainkan kebijakan yang kering empati, sarat nuansa kolusi, nepotisme, dan politik balas budi.


Pembangunan Mal Pelayanan Publik yang sempat mangkrak tiba-tiba disegerakan, meski efisiensi anggaran menjadi alasan pemangkasan belanja rakyat. Kerjasama pengelolaan sampah justru menumpuk masalah baru, dengan aroma kolusi yang kuat. Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) ASN tertunggak berbulan-bulan. Kontraktor lokal tercekik karena tunda bayar, sementara proyek-proyek baru mengalir mulus kepada mereka yang dekat dengan lingkaran kuasa.


Janji kampanye membuka lapangan kerja bagi anak muda Karimun pun hanya tinggal slogan. Harapan yang dulu digenggam rakyat kini berubah menjadi kepahitan, sebuah kebohongan yang tak ubahnya fatamorgana politik.


Di tengah krisis beras, rakyat justru disuguhi retorika “one day no rice” dan ajakan makan sagu. Seolah perut lapar bisa ditambal dengan kalimat jenaka. Ketika rakyat antre membeli beras, pemimpin mereka malah sibuk berlenggak-lenggok di panggung seremoni, berjoget di atas penderitaan warganya sendiri.


Kekecewaan itu akhirnya memuncak. Ribuan warga Karimun turun ke jalan. Pemandangan memilukan, ibu-ibu rumah tangga membawa karung kosong, mahasiswa membentangkan poster bertuliskan “beras bukan slogan”, anak-anak kecil ikut berteriak karena merasakan lapar di rumah. Teriakan “kami butuh solusi, bukan joget!” menggema, menghantam telinga kekuasaan yang selama ini seolah tuli.


Lebih getir lagi, rakyat mulai menyaksikan bahwa roda pemerintahan Karimun seakan tak sepenuhnya dikendalikan oleh Bupati yang sah. Iskandar dianggap hanya menjadi bayangan, boneka politik dari masa lalu. Nama Nurdin Basirun, mantan Bupati yang pernah ditangkap KPK dalam kasus suap reklamasi, kembali disebut sebagai sosok yang masih menancapkan kuku kuasa. Istilah “matahari kembar” pun menjadi slogan sekaligus peringatan keras,  siapa sesungguhnya yang memimpin Karimun?


Di balik meja birokrasi, ketidakadilan kian nyata. ASN terpaksa mengencangkan ikat pinggang karena TPP tak kunjung cair. Kontraktor lokal menanggung cicilan bank tanpa kepastian pembayaran. Sementara itu, proyek-proyek strategis jatuh ke tangan kerabat, saudara, dan rekan politik. Nepotisme kini tak lagi malu-malu menampakkan wajahnya.


Karimun berada di ujung tanduk. Demonstrasi rakyat bukanlah ajang sensasi, melainkan jeritan dari perut yang lapar, dompet yang kosong, dan janji manis yang berubah menjadi racun pahit.


Apakah seorang pemimpin hanya akan mendengar suara rakyat ketika teriakan sudah menggema di jalanan? Haruskah rakyat selalu turun ke aspal panas, dihadang pagar kawat dan aparat, hanya untuk sekadar didengar?


Iskandar–Rocky, dengarlah jeritan rakyatmu. Kekuasaan bukanlah panggung joget, bukan pula warisan politik yang harus dijaga. Kekuasaan adalah amanah. Jika kalian sibuk menjaga citra dan melayani bayangan masa lalu, maka sejarah akan mencatat kalian bukan sebagai pemimpin, melainkan pengkhianat harapan rakyat.


Karimun butuh pemimpin yang berdiri di barisan rakyat, bukan di balik tirai kuasa yang penuh bayangan. Karimun butuh keberanian, bukan seremoni. Karimun butuh pemimpin yang menepati janji, bukan sekadar pandai berjanji.


Jika kondisi ini terus dibiarkan, Karimun tidak hanya kehilangan masa depan, tetapi juga kehilangan kepercayaan rakyatnya. Dan ketika kepercayaan itu hilang, tak ada lagi kekuatan yang bisa menyelamatkan seorang pemimpin, sehebat apa pun ia berjoget di panggung.


 

iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl

Iklan