Jelajahi

Kategori
Best Viral Premium Blogger TemplatesPremium By Raushan Design With Shroff Templates

Iklan


Mimpi Pulang dengan Senyum, Ida Asal Kerinci Justru Kembali dengan Luka Bakar dan Trauma yang Mengguncang Jiwa

S boy
Selasa, 05 Agustus 2025
Last Updated 2025-08-05T01:44:42Z
Premium By Raushan Design With Shroff Templates
BUTUH BANTUAN HUKUM ?




Kerinci,Jambi fakta62.Info-



Di balik keindahan alam Kabupaten Kerinci yang dijuluki "sekepal tanah surga", kini terukir sebuah kisah pilu yang mengiris hati. Kisah ini datang dari Ida, seorang wanita 47 tahun yang terbaring lemah di rumahnya di Desa Koto Lebuh Tinggi, Kecamatan Siulak. Kondisinya adalah potret nyata dari mimpi yang hancur, mimpi yang ia pertaruhkan demi secercah harapan bagi keluarganya.


Sebagai janda sekaligus tulang punggung keluarga, Ida memutuskan bekerja ke Malaysia pada tahun 2023. Ia meninggalkan kedua anaknya dengan keyakinan akan pulang membawa nasib yang lebih baik. Namun, tanpa prosedur resmi, Ida nekat menempuh jalur darat.



Komunikasi Terputus,Hati Keluarga Remuk Redam Takdir justru berbalik menjadi neraka. Di Penang, tempat ia bekerja sebagai asisten rumah tangga, Ida diduga mengalami kekerasan keji yang sulit dicerna. Komunikasi yang awalnya lancar, tiba-tiba terputus pada April 2025. Keluarga di Kerinci dilanda cemas, hingga sebuah panggilan telepon dari agen mengabarkan Ida sakit, namun melarang mereka melihat kondisinya.



Hati seorang adik mana yang tidak luka? Cindy, adik Ida, memberanikan diri terbang ke Malaysia. Saat melangkah ke rumah sakit di Penang, pemandangan yang ia temui membuat jiwanya bergetar. Wajah kakaknya bengkak dan nyaris tak dikenali. Seluruh tangannya penuh luka, dan yang paling membuat hati teriris, ada bekas luka seperti bekas setrika di kepalanya. "Kondisinya sangat memprihatinkan," ujar Cindy dengan suara parau.



Trauma Mendalam yang Tak Terucap
Di samping ranjang rumah sakit, Cindy mendekat dan membisikkan, "Kakak, bangun ya, kita pulang ke Indonesia." Namun, respons yang ia dapatkan adalah rintihan pilu. "Ya Allah, tolong, tolong, takut, takut," kata Ida sambil meneteskan air mata. Sebuah kalimat pendek yang sarat akan kengerian, mengisyaratkan trauma mendalam akibat perlakuan kejam yang ia terima.



Kini, Ida telah kembali ke pangkuan keluarga di Kerinci, tetapi ia bukan lagi sosok yang sama. Fisiknya ringkih, terbaring tak berdaya, dan harus mengenakan popok. Ingatannya sering hilang-timbul, seolah otaknya berusaha menghapus kengerian itu. Namun, saat ingatan itu kembali, Ida menceritakan detail kekejaman yang membuat air mata keluarga tak terbendung. "Ceritanya sampai kami tidak sanggup mendengarnya," ucap Cindy.



Seruan untuk Pemerintah Provinsi Jambi dan Kabupaten Kerinci




Kisah Ida adalah tamparan keras bagi kita semua. Sebuah pengingat pedih bahwa di balik impian indah para pekerja migran, terkadang ada cerita horor yang tak terbayangkan. Penderitaan Ida tidak boleh berakhir sia-sia.


Keluarga dan seluruh masyarakat Jambi kini menanti uluran tangan pemerintah. Diharapkan Pemerintah Provinsi Jambi dan Pemerintah Kabupaten Kerinci mengambil langkah konkret. Pihak keluarga berharap adanya bantuan serius, baik dalam hal penanganan medis untuk pemulihan fisik dan mental Ida, maupun pendampingan hukum untuk menuntut keadilan.


Kisah Ida juga harus menjadi pelajaran berharga. Ini adalah momentum bagi pemerintah daerah untuk memperkuat edukasi dan sosialisasi tentang pentingnya jalur resmi bagi pekerja migran. Dengan demikian, tak ada lagi Ida-Ida lainnya yang harus pulang dengan tubuh dan jiwa yang luka, meninggalkan luka mendalam di "sekepal tanah surga" ini.



Penulis berita: Putra kelahiran Tigo Luhah Tanah Sekudung Sandra Boy.

iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl

Iklan