fakta62.info
Jakarta — Ratusan pendekar dari berbagai penjuru Jabodetabek siap menyalakan kembali semangat kebinekaan lewat Festival Pencak Silat Tradisi se Jabodetabek 2025, yang akan memperebutkan Piala Menteri Kebudayaan Republik Indonesia.
Ajang bergengsi ini dijadwalkan berlangsung pada 15–16 November 2025 di Museum Satria Mandala, Jakarta Selatan.
Diselenggarakan oleh Pesilat Tradisi Indonesia Raya (PETIRA), festival ini bukan sekadar kompetisi bela diri, melainkan panggilan untuk menghidupkan kembali warisan leluhur dan memperkuat karakter kebangsaan di tengah derasnya pengaruh budaya global.
Mengusung tema “Pencak Silat Tradisi, Merajut Budaya Nusantara, Berbalut Bhinneka Tunggal Ika,” kegiatan ini akan menjadi ruang silaturahmi lintas daerah dari Jakarta, Banten, hingga Sukabumi dalam satu bingkai persaudaraan budaya.
Ketua Panitia, Refly Cahyadi (Tephy Condet), menegaskan bahwa festival ini adalah momentum untuk menghidupkan kembali ruh persaudaraan pesilat tradisi yang kini mulai memudar.
“Pencak Silat bukan sekadar seni bela diri. Ia adalah napas budaya dan jati diri bangsa Indonesia yang menanamkan nilai hormat, kejujuran, dan kerendahan hati,” ujarnya, Sabtu (8/11/2025).
Festival ini berlandaskan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, serta PP Nomor 87 Tahun 2021 tentang Perlindungan dan Pengembangan Kebudayaan Nasional.
48 Perguruan Tradisi Bersatu di Panggung Kebudayaan
Sebanyak 48 perguruan dan sanggar Pencak Silat tradisi telah memastikan keikutsertaannya. Di antaranya PPS Macan Siliwangi, PPS Garuda Saka, PPS Kilat Buana, PPS Cempaka Putih, Canda Birawa, PPS Gagak Lumayung, PPS Cingkrik Kembang Cagak, PPS Barigin Sakti, Sanggar Ki Djietoe, PPS Benteng Malang, hingga PS Cingkrik Sumur Batu.
Kehadiran mereka menjadi simbol nyata kekuatan persatuan budaya nusantara yang berpadu dalam satu semangat: bersaudara tanpa sekat, berbudaya tanpa batas.
Tak hanya pertunjukan silat, festival ini juga menghadirkan bazar UMKM budaya bekerja sama dengan program Jakpreneur.
Beragam produk kearifan lokal dari kuliner nusantara, pakaian silat, kerajinan etnik, hingga jamu tradisional akan menghiasi area festival, menegaskan bahwa pelestarian budaya dan ekonomi rakyat dapat berjalan seiring.
Sekretaris Panitia, Narwan Riyadi, menyebut festival ini bukan hanya kegiatan budaya, tetapi juga penggerak ekonomi kerakyatan.
“Kami ingin menjadikan Festival Pencak Silat Tradisi ini sebagai agenda tahunan berskala nasional. Di sinilah budaya, ekonomi, dan semangat kebangsaan berpadu menjadi satu kekuatan bangsa,” ujarnya.
Kepala Museum Satria Mandala, Letkol AU Adm. Dr. Saparudin Barus, S.T., M.M., yang juga menjadi Pembina I Festival, menegaskan bahwa Pencak Silat bukan sekadar warisan masa lalu, melainkan kekuatan moral bangsa masa depan.
“Pencak Silat mencerminkan karakter bangsa yang sopan, tangguh, dan berjiwa ksatria. Ia adalah akar moralitas bangsa yang harus terus hidup,” tegasnya.
Sementara itu, Syarif Hidayatuloh, Pembina II Panitia, menambahkan:
“Lewat festival ini, kita ingin mengingatkan kembali bahwa Pencak Silat mengajarkan penghormatan, kebersamaan, dan harmoni dalam keberagaman.”
Festival ini diharapkan menjadi ikon kebudayaan nasional yang berkelanjutan wadah bagi regenerasi pesilat muda dan inspirasi bagi masyarakat untuk mencintai budaya bangsanya sendiri.
PETIRA menegaskan, Pencak Silat Tradisi se–Jabodetabek 2025 bukan sekadar peristiwa seni bela diri, melainkan gerakan kebudayaan yang menghidupkan kembali nilai luhur bangsa: hormat, jujur, berani, dan bersaudara dalam semangat Bhinneka Tunggal Ika.
📍 Informasi Kegiatan
🗓️ Tanggal: Sabtu–Minggu, 15–16 November 2025
🏛️ Tempat: Museum Satria Mandala, Jakarta Selatan
📞 Kontak Panitia:
Refly Cahyadi (Ketua): 0881 0247 49000
Narwan Riyadi (Sekretaris): 0878 8010 7700






