Kuantan Singingi, Fakta62.info-
Aksi berani jajaran Polres Kuansing menertibkan praktik Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Desa Pulau Bayur, Kecamatan Cerenti, pada Selasa (07/10/2025) sekitar pukul 14.00 WIB, berakhir ricuh mencekam. Rombongan yang dipimpin langsung oleh Kapolres AKBP Raden Ricky Pratidiningrat dan didampingi awak media, justru menjadi sasaran serangan brutal dan anarkis dari sekelompok preman PETI.
"Dikutip dari laman antara media online Sabtu (1/11/2025)
Dalam insiden yang menunjukkan betapa bahayanya liputan di ‘sarang’ tambang ilegal, seorang wartawan lokal Kuansing, Ayub Kelana, menjadi korban pengeroyokan keji. Saat Ayub, selaku jurnalistiks yang bertugas akan mendokumentasikan penertiban, harus dilarikan ke puskesmas karena wajahnya babak belur dihantam bogem mentah.
Ayub Kelana memaparkan kepada Awak media pada momen mengerikan ketika dirinya diserang. Meskipun berada dalam rombongan kepolisian yang seharusnya menjamin keamanan, diria nya justru diincar.
“Saat penertiban Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) itu, saya lagi menjalankan tugas jurnalistiks sedan liputan yang dipimpin Pak Kapolres Kuansing. Tiba-tiba ada salah satu oknum preman yang saya kenal, memprovokasi dan menghasut oknum preman lainnya untuk menyerang saya,” tutur Ayub lirih.
Penyerangan tersebut menunjukkan betapa beraninya para pelaku kriminal yang diduga kuat membekingi aktivitas ilegal tersebut. Mereka tak gentar menyerang wartawan yang menjalankan tugas mulia pers dan telah mengangkangi (melanggar) uu pers.
Aksi brutal sekelompok preman di Desa Pulau Bayur ini tidak hanya melukai jurnalis, tetapi juga menargetkan lambang negara. Menurut Ayub, para pelaku merusak mobil dinas Kapolres Kuansing serta sejumlah mobil operasional personel Polres Kuansing lainnya tutur Ayub kepada LSM PKA-PPD RIAU.
Kerusakan pada kendaraan dinas kepolisian ini menjadi bukti nyata tingkat anarkisme dan perlawanan keras dari sindikat tambang ilegal terhadap upaya penegakan hukum. Ini adalah tantangan terbuka terhadap otoritas negara di wilayah tersebut.
“Kita berharap aparat kepolisian untuk mengusut tuntas cara-cara premanisme ini. Ini sudah anarkis dan tidak boleh dibiarkan. Nanti saya juga akan membuat laporan resmi di kepolisian,” tegas Ayub, menyuarakan tuntutan agar kebebasan pers dan martabat penegak hukum dihormati oleh diduga pelaku illegal, tambah Ayub.
Insiden ini menjadi lonceng peringatan keras akan besarnya kekuatan dan keberanian para pelaku Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Kuansing, serta mempertanyakan seberapa aman oknum wartawan dan aparat dalam menjalankan tugas di zona merah tambang ilegal, yang semakin marak di Kabupaten Kuansing.
Taufik Hidayat, Ketua divisi investigasi dan observasi LSM PEMANTAU KINERJA APARATUR PEMERITAH PUSAT DAN DAERAH (LSM PKA-PPD RIAU) minta kepada bapak Kapolri Lisryo Sigit Prabowo agar benar-benar dan seriusnya untuk menghentikan kegiatan sejenis ilegal di riau.
Ketua LSM PKA – PPD Riau Taufik Hidayat mengatakan.
“Kasihan ucapan Bapak Kapolri Listio Sigit Prabowo di publik Karena di provinsi Riau ini masih berjalan nya ilegal salah satunya yg terjadi di kabupaten Kuansing provinsi Riau, Mobil Kapolres saja di hancurkan dan mobil dinas polri di hancurkan”. Ucap Taufik.
Kemudian Taufik menambahkan, Seperti lebih kuat Mafia ilegal dari pada aparat penegak hukum (APH) di Riau ini , alangkah sedih nya kita melihat mobil Kapolres dan mobil dinas polri di rusak oleh pemain ilegal.Ucap Taufik Prihatin.
“Kami berharap hentikan semuanya atas nama kegiatan ilegal di Riau , dan kami yakin bapak Kapolri Listio Sigit Prabowo, orang yang komite dalam menyampaikan kepublik , bawa ilegal dan ilegal logging perjudian mesin harus hentikan, teryata ucapan bapak KAPOLRI LISTYO SIGIT PERABOWO belum dilakukan dengan maksimal masih bayak nya ilegal dan ilegal logging perjudian di Riau ini BAPAK KAPOLRI LISTYO SIGIT PERABOWO” Ucap Taufik Tegas.
(red)





