Serdang Bedagai, fakta62.info -
Hari Kamis, 30 Mei 2025 menjadi hari yang tak akan pernah dilupakan oleh keluarga kecil Aswat dan warga Dusun I, Desa Pekan Tanjung Beringin. Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun, Mhd Ridho, ditemukan dalam kondisi tak bernyawa setelah sebelumnya dilaporkan hanyut di aliran Sungai PAM yang melintasi pemukiman mereka.
Peristiwa memilukan ini bermula saat Ridho, anak semata wayang dari pasangan Aswat (47) dan istrinya, pamit bermain di sekitar tanggul sungai usai makan siang bersama sang ayah. Aswat, seorang nelayan sederhana, saat itu tengah membubul jaring di tangkahan milik warga bernama Pian. Tak ada firasat apa pun—Ridho pergi seperti biasa, dengan tawa dan semangat bocah kecil yang ceria.
Namun waktu berlalu dan senyap pun terasa janggal. Sekitar pukul 13.00 WIB, Aswat mulai gelisah karena tak lagi melihat sosok kecil putranya. Ia bertanya kepada salah seorang teman Ridho, Wahyu, yang menyebut bahwa ia sempat melihat tangan Ridho melambai-lambai dari sisi sampan Wak Leli. Merasa ada yang tak beres, Aswat pun panik dan spontan berteriak minta tolong. Jeritannya memecah keheningan siang, menggugah warga sekitar untuk segera melakukan pencarian.
Dengan kekuatan seadanya, warga seperti Ruslan dan Mhd Yusuf mulai menyisir pinggiran sungai. Tak lama kemudian, personel Polsek Tanjung Beringin yang dipimpin langsung oleh Kapolsek AKP Pamilu Hutagaol, SH., MH tiba di lokasi bersama unsur Sat Polair, Koramil 11 Tanjung Beringin, dan personel Marinir. Perahu karet dikerahkan, arus disisir, namun waktu terus berlalu dengan kecemasan yang makin menguat.
Hingga akhirnya, sekitar pukul 16.10 WIB, tubuh kecil Ridho ditemukan tergeletak di pinggiran sungai. Ia sudah tak bergerak, matanya tertutup, tubuhnya dingin. Dalam keheningan yang menyesakkan, Ridho segera dibawa ke RSU Sultan Sulaiman, namun takdir berkata lain. Pukul 17.00 WIB, pihak medis menyatakan Mhd Ridho telah meninggal dunia.
Tangis keluarga pecah. Seorang ayah yang hanya bisa menatap putranya terbujur kaku, seorang ibu yang histeris memeluk tubuh mungil buah hatinya. Warga pun tak kuasa menahan air mata. Ridho yang dikenal ceria, pintar, dan mudah bergaul, kini pergi untuk selamanya.
Jenazah Ridho langsung dibawa ke rumah duka. Rencananya, almarhum akan dimakamkan pada Sabtu, 31 Mei 2025, sekitar pukul 11.00 WIB di Tempat Pemakaman Umum desa setempat.
Turut hadir dalam penanganan dan pengamanan peristiwa ini:
Kapolsek Tanjung Beringin AKP Pamilu Hutagaol, SH., MH
Camat Tanjung Beringin Chinta Tambunan
Personel Sat Polair
Personel Koramil 11 Tanjung Beringin
Personel Marinir
Piket Reskrim Tanjung Beringin
Kadus I Desa Pekan Tanjung Beringin, Hermanto Dali Munthe
Serta puluhan warga dari Keramat Asam dan Pekan Tanjung Beringin
Dalam keterangannya, Kapolsek AKP Pamilu menyampaikan duka yang mendalam.
> “Kami sangat berduka atas kehilangan ini. Ridho adalah korban tak berdosa. Peristiwa ini harus menjadi pelajaran kita semua agar lebih waspada, terutama di sekitar wilayah perairan. Awasi anak-anak kita, karena kelengahan sejenak bisa berarti kehilangan untuk selamanya,” ujarnya dengan nada penuh empati.
Kini Ridho telah pergi, namun kenangan akan tawa dan senyumnya akan selalu hidup dalam hati keluarga dan warga yang mengenalnya. Ia mungkin hanya anak kecil berusia tujuh tahun, tapi kepergiannya meninggalkan luka yang besar.
Selamat jalan, Ridho kecil. Semoga engkau tenang di sisi-Nya. Tuhan lebih sayang padamu.
(Rudy Nst)