Harapan Besar Petani Kerinci Jelang Kunjungan Mentan dan Kepala Daerah: Desakan Peninjauan Irigasi D.I. Siulak Deras yang Terbengkalai Demi Swasembada Pangan

Harapan Besar Petani Kerinci Jelang Kunjungan Mentan dan Kepala Daerah: Desakan Peninjauan Irigasi D.I. Siulak Deras yang Terbengkalai Demi Swasembada Pangan

Rabu, 23 Juli 2025, Juli 23, 2025

Kerinci, fakta62.info-



Masyarakat Kabupaten Kerinci, khususnya dari tiga kecamatan Siulak, Siulak Mukai, dan Air Hangat Timur, menantikan dengan penuh harap kunjungan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Gubernur Jambi Al Haris, dan Bupati Kerinci Monadi, S.Sos., M.Si., pada hari Rabu, 23 Juli. Fokus utama dari kunjungan ini adalah peninjauan langsung kondisi irigasi D.I. Siulak Deras, terutama jalur kanan irigasi yang hulunya berada di Lubuk Nagondang. Kekhawatiran akan potensi gagal panen padi jika masalah ini tidak segera teratasi menjadi sorotan utama, karena hal ini secara langsung mengancam swasembada pangan di wilayah tersebut.



Irigasi Terbengkalai, Petani Menderita
Irigasi D.I. Siulak Deras, yang berada di bawah naungan Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) VI Provinsi Jambi, dilaporkan selama ini tidak beroperasi dengan normal. Kondisi ini sangat ironis. Meskipun dana yang digelontorkan oleh Pusat untuk pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur ini cukup besar, aliran air yang vital bagi pertanian petani sering kali terhambat atau bahkan tidak mengalir sama sekali, khususnya di jalur kanan.




Ancaman Nyata Terhadap Ketahanan Pangan Lokal Pertanian padi merupakan tulang punggung perekonomian dan sumber utama pangan bagi masyarakat di tiga kecamatan tersebut. Ketergantungan pada irigasi sebagai penopang utama pasokan air menjadikan kondisi D.I. Siulak Deras sebagai isu krusial. Jika masalah ini berlarut-larut, ancaman gagal panen bukan lagi sekadar kemungkinan, melainkan sebuah kepastian yang akan berdampak serius.



Gagal panen tidak hanya berarti kerugian ekonomi bagi ribuan petani dan keluarga mereka, tetapi juga berpotensi memicu gejolak harga pangan lokal dan mengganggu upaya pemerintah dalam mencapai swasembada pangan. Apalagi, Kerinci dikenal sebagai salah satu lumbung padi di Jambi. Oleh karena itu, memastikan irigasi berfungsi optimal adalah langkah fundamental untuk menjaga stabilitas pasokan pangan dan kesejahteraan petani.



Situasi ini sangat kontras dengan program ketahanan pangan yang digagas oleh Bapak Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto. Program ini bertujuan mencapai swasembada pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani, dengan berbagai inisiatif untuk mendukung produksi pangan berkelanjutan dan mengurangi ketergantungan pada impor. Salah satu tujuan utamanya adalah mencapai swasembada pangan dalam waktu singkat, dengan menekankan pentingnya produksi pangan lokal dan peningkatan produksi komoditas pertanian padi.


Permohonan Aksi Nyata Masyarakat sangat berharap ketiga pemimpin, baik dari tingkat pusat maupun daerah, dapat turun langsung meninjau kondisi riil di lapangan. Mereka ingin para pejabat melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana dampak langsung dari tidak berfungsinya irigasi ini terhadap lahan pertanian dan kehidupan petani.Bukan hanya sekadar kunjungan seremonial, tetapi kunjungan yang benar-benar berfokus pada identifikasi masalah, pencarian solusi, dan komitmen untuk mengatasi hambatan operasional irigasi.





Petani di Siulak, Siulak Mukai, dan Air Hangat Timur telah berulang kali menyampaikan keluhan mereka mengenai kurangnya pasokan air yang memadai. Mereka mendesak agar kunjungan besok menjadi momentum untuk:

* Mendengar aspirasi langsung dari petani. 


* Menganalisis penyebab utama kerusakan atau ketidaknormalan operasional irigasi.


* Merumuskan langkah-langkah konkret yang efektif.


Hal ini termasuk kemungkinan audit penggunaan dana yang telah dialokasikan, evaluasi kinerja Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) VI Provinsi Jambi, serta perencanaan perbaikan jangka pendek dan jangka panjang.



Kunjungan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Gubernur Al Haris, dan Bupati Monadi, S.Sos., M.Si., besok Rabu, 23 Juli, diharapkan dapat membawa angin segar bagi petani Kerinci. Kehadiran mereka di tengah-tengah masyarakat yang sedang berjuang melawan tantangan irigasi ini diharapkan dapat menjadi titik tolak bagi solusi permanen demi kelangsungan pertanian dan ketahanan pangan di Kabupaten Kerinci. Masyarakat menanti bukan hanya janji, melainkan aksi nyata yang berdampak langsung pada aliran air dan, pada akhirnya, pada keberhasilan panen mereka.



(S boy)


TerPopuler