Jakarta, Fakta62.info-
Suasana area Museum Satria Mandala, Jakarta, mendadak bergemuruh ketika aksi debus dari padepokan Gagak Karancang yang menapilkan atraksi debus di Festival Silat se-Jabodetabek memecah panggung utama Festival Seni Tradisi 2025. Gelaran akbar yang diselenggarakan oleh PETIRA ini menjadi ajang bergengsi dalam memperebutkan Piala Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia, sekaligus ruang besar untuk menyalakan kembali semangat pelestarian warisan nusantara, 15 November 2025.
Salah satu atraksi yang menyedot perhatian penonton datang dari Padepokan Gagak Karancang. Dengan ketenangan dan ekspresi penuh kharisma, para pendekar menampilkan rangkaian aksi ekstrem khas debus—mulai dari ketahanan tubuh hingga permainan senjata tradisional—yang membuat pasang mata tertegun.
Di sela pertunjukan, salah satu pemain debus dari Padepokan Gagak Karancang menyampaikan pesan mendalam mengenai pentingnya mencintai akar tradisi bangsa.
“Kita harus mencintai budaya kita. Jangan lupakan jas merah. Indonesia kaya budaya dari Sabang sampai Merauke. Terima kasih kepada PETIRA yang telah menyelenggarakan acara ini,” ujarnya menegaskan.
Ia menambahkan harapan besar agar festival seperti ini dapat terus berlangsung setiap tahun.
“Semoga tiap tahun ada acara seperti ini agar generasi muda tetap semangat dan makin cinta kepada budaya kita sendiri. Zaman boleh berubah, tapi kewajiban kita adalah terus memperkenalkan budaya Indonesia kepada dunia,” tuturnya.
Festival Seni Tradisi yang diikuti berbagai perguruan pencak silat, kelompok seni daerah, hingga komunitas budaya ini bukan hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga sarana memperkuat identitas nasional di tengah arus modernisasi.
Dengan antusiasme penonton yang memenuhi area museum sejak pagi, gelaran tahun ini membuktikan bahwa seni tradisi tetap memiliki tempat terhormat di hati masyarakat, terutama ketika dikemas secara profesional dan dekat dengan generasi muda.
Fakta62.info akan terus memantau rangkaian kegiatan hingga penyerahan piala Kementerian Kebudayaan, yang menjadi puncak penantian para peserta. Acara ini diharapkan dapat menjadi momentum bangkitnya kecintaan terhadap seni tradisi di kancah nasional.






