Fakta62.info,Bandung -
Sebuah langkah monumental dalam menggerakkan ekonomi kerakyatan terjadi di tanah Pasundan. Kamis, 15 Mei 2025, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat bersama Kementerian Koordinator Bidang Pangan Republik Indonesia secara resmi meluncurkan Program Percepatan Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP), bertempat di Hall Indoor Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung.
Acara ini turut dihadiri oleh lebih dari 6.000 peserta secara hybrid, yang terdiri dari kepala desa dan lurah, camat, bupati/wali kota se-Jawa Barat, hingga perwakilan kementerian strategis. Di antara para tokoh penting yang hadir, tampak wajah penuh semangat dari Wakil Bupati Kuningan, Hj. Tuti Andriani, S.H., M.Kn., yang didampingi oleh Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Kuningan, Trisman Supriatna, S.Pd., M.Pd.
Program KDMP merupakan bagian dari pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2025 tentang Gerakan Nasional Koperasi Merah Putih. Targetnya bukan main-main: 80.000 koperasi aktif dan sehat akan dibentuk di seluruh pelosok negeri, dimulai dari desa dan kelurahan.
“Koperasi ini tidak ada birunya, tidak ada merahnya, tidak ada hijaunya. Koperasinya merah-putih. Artinya, kepentingannya negara,” tegas Gubernur Jawa Barat, H. Dedi Mulyadi, dalam pidato dramatis yang menggugah semangat nasionalisme.
Menurut Dedi, koperasi Merah Putih bukan sekadar wadah usaha, tetapi harus menjadi pusat produksi dan distribusi kebutuhan utama rakyat, termasuk pangan, pupuk, layanan kesehatan, sandang hingga daging saat hari raya. Ia juga menggarisbawahi pentingnya integritas pengurus dan mendorong penerapan sistem digital berbasis e-budgeting untuk mencegah penyimpangan.
“Uangnya akan muter dari desa ke desa, dari kelurahan ke kelurahan, dari tangan rakyat ke tangan rakyat,” tambahnya, menyiratkan harapan akan perputaran ekonomi rakyat yang mandiri dan berkelanjutan.
Menteri Koordinator Bidang Pangan RI, Zulkifli Hasan, dalam kesempatan yang sama menyatakan bahwa KDMP adalah amanat langsung Presiden Prabowo Subianto, dengan tujuan utama mengentaskan kemiskinan, memperkuat ketahanan pangan, dan menjamin gizi serta kecerdasan masyarakat desa.
“Saya apresiasi Jawa Barat sebagai provinsi pelopor dalam menjalankan amanat Presiden. Ini bukan hanya strategi ekonomi, tapi misi kemanusiaan,” ujar Zulkifli.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jawa Barat, Yuke Mauliani Septina, dalam laporannya menyampaikan bahwa dari target 5.957 koperasi, sudah 5.706 koperasi siap dibentuk, dengan rincian:
5.349 koperasi baru,
347 koperasi pengembangan, dan
10 koperasi revitalisasi.
Namun, masih terdapat 3.648 desa/kelurahan yang belum melaksanakan musyawarah desa khusus (mudes)—langkah awal dalam pembentukan koperasi. Selain itu, 336 koperasi kini tengah menunggu pengesahan akta notaris, dan 8 koperasi telah resmi berbadan hukum.
Program KDMP diyakini akan menjadi pilar ketahanan nasional berbasis gotong royong. Peluncuran nasionalnya direncanakan pada 12 Juli 2025, bertepatan dengan Hari Koperasi Nasional.
Wakil Bupati Kuningan, Hj. Tuti Andriani, S.H., M.Kn., seusai acara, menyampaikan komitmennya terhadap percepatan KDMP di wilayah Kabupaten Kuningan.
“Kami siap menyukseskan KDMP sebagai strategi pemulihan ekonomi desa. Ini bukan hanya tentang koperasi, tapi tentang martabat rakyat,” ucap Wabup Tuti penuh keyakinan.
Program KDMP adalah napas baru bagi desa dan kelurahan di seluruh Indonesia. Dengan semangat merah putih, koperasi bukan lagi sekadar instrumen ekonomi—tapi lambang kemandirian bangsa.
Team