Beberapa lokasi yang disebut menjadi tempat operasi yakni Gelanggang Permainan (Gelper) seperti Nagoya Game Zone, Duta Game Zone, dan Uban Game Zone di kawasan Mitra Mall Batu Aji.
Tak hanya Gelper, dugaan praktik serupa juga dikabarkan berlangsung di tempat hiburan malam elit seperti J&J Club & KTV, Bombastis Club & KTV, dan M One Club & KTV dengan modus permainan bola pingpong berhadiah uang.
Lebih mencengangkan lagi, AKAU juga diduga memiliki jaringan kasino terselubung di Batam. Lokasi persisnya masih ditelusuri oleh tim wartawan di lapangan.
Dari hasil penelusuran, sejumlah pengusaha Gelper di Batam disebut menggunakan izin usaha Gelanggang Permainan Anak-Anak untuk menutupi aktivitas perjudian. Modusnya, pemenang permainan diberikan hadiah berupa rokok atau boneka, yang kemudian ditukar dengan uang di lokasi tertentu yang tidak jauh dari arena permainan.
Kegiatan ini juga diduga melanggar ketentuan operasional, sebab sejumlah Gelper disebut beroperasi hingga 24 jam, tidak sesuai dengan aturan yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko.
Seorang tokoh agama, Pak Udin, turut menyoroti lemahnya penegakan hukum di Batam.
“Lucu saja pihak Polda Kepri dan Polresta Barelang tidak bisa berantas. Kan satu daratan, kecuali beda daratan,” ujarnya dengan nada heran, dikutip dari media lokal.
Pemberitaan tentang dugaan perjudian di sejumlah Gelper di Batam memang bukan hal baru. Isu ini terus bergulir dan menjadi konsumsi publik, namun belum tampak langkah tegas dari aparat penegak hukum (APH) untuk menutup dan menindak pelaku di balik bisnis haram tersebut.
Hingga berita ini diterbitkan, tim wartawan masih terus melakukan penelusuran untuk mengungkap keberadaan lokasi kasino yang disebut-sebut berada di bawah kendali AKAU.
