Sebuah kisah memilukan kembali mencuat dari pelosok Kabupaten Serdang Bedagai. Seorang nenek lanjut usia, Nenek Fida (74), tahun harus menjalani hidup di sebuah gubuk reyot yang berdiri rapuh di tepi Sungai Bedagai, Dusun IX Jalan Nelayan, Desa Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin.
Kondisi memprihatinkan itu terlihat langsung oleh awak media dan para pengurus Aliansi Jurnalis Hukum (AJH) Sergai, Sabtu (6/12/2025) sekitar pukul 17.00 WIB.
Rumah yang ia tempati lebih layak disebut gubuk darurat. Atap bercelah, dinding rapuh, dan lantai yang nyaris menyentuh tanah membuat siapa pun yang melihatnya tersentuh hati. Di tempat itulah Nenek Fida tinggal bersama empat saudara kandungnya, hidup dalam keterbatasan ekonomi yang begitu berat.
Melihat kondisi tersebut, Ketua AJH Sergai, Azwen Fadlaey SH, bersama Sekretaris Jenderal dan seluruh jajaran pengurus langsung turun meninjau lokasi. Tanpa menunda waktu, mereka membawa bantuan sembako sebagai wujud kepedulian dan empati.
“Kami datang untuk memastikan langsung kondisi beliau, apakah menerima perhatian dari pemerintah,” ucap Azwen dengan wajah prihatin.
Menurut hasil pengecekan, Nenek Fida memang sudah mendapatkan BLT Dana Desa serta BPJS gratis, namun kondisi tempat tinggalnya yang berada tepat di pinggir sungai dinilai sangat berbahaya, terutama saat cuaca ekstrem dan banjir datang tiba-tiba.
“Kami merasa sedikit lega karena beliau sudah terdata menerima bantuan, tetapi kami menilai perhatian pemerintah setempat harus lebih maksimal. Hidup di pinggir sungai dengan rumah seperti ini sangat berisiko, apalagi di musim hujan yang tidak menentu,” tambahnya.
Kondisi Nenek Fida dan keluarganya dinilai sangat rawan. Lokasi tempat tinggal mereka sering terdampak banjir dan longsoran tebing sungai. Tidak hanya soal makan sehari-hari, keselamatan mereka pun menjadi pertaruhan.
Azwen berharap pemerintah serta masyarakat sekitar tidak menutup mata.
“Meski bantuan sudah ada, perlu perhatian lebih agar keluarga ini bisa hidup lebih layak dan aman. Jangan sampai kita baru tersentak setelah terjadi sesuatu,” ujarnya.
Kehadiran AJH Sergai dengan membawa bantuan setidaknya memberi sedikit kehangatan bagi Nenek Fida. Senyum lemah sang nenek seolah menjadi bukti bahwa perhatian kecil pun mampu memberi harapan besar.
Kisah pilu yang menimpa Nenek Fida menjadi pengingat bagi semua pihak bahwa masih banyak warga kurang mampu yang bertahan hidup dalam kondisi yang jauh dari kata layak. Semoga semakin banyak tangan-tangan dermawan yang tergerak untuk membantu mereka yang hidup di daerah rawan dan serba kekurangan.
Red/ R.Nasution.





